Pengertian akidah

pengertian aqidah

Pengertian Akidah

Aqidah dalam tubuh manusia dapat diibaratkan sebagai kepalanya. Maka apabila suatu umat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya terlebih dahulu.

Di sinilah pentingnya aqidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akhirat. Aqidah merupakan kunci kita menuju surga. Aqidah juga menjadi dasar dari seluruh hukum-hukum agama yang berada di atasnya.

Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai apa sih yang dimaksud dengan akidah ?

Aqidah Secara Etimologi

Kata “aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah(pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu(penetapan).

Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-jazmu(penetapan).

“Al-‘Aqdu” (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata kerja: ” ‘Aqadahu” “Ya’qiduhu” (mengikatnya), ” ‘Aqdan” (ikatan sumpah), dan ” ‘Uqdatun Nikah” (ikatan menikah).

Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja …” (Al-Maa-idah : 89).

Berikut ini dalil yang membahas mengenai aqidah :

  • QS. Al Kahfi: 110
  • QS Az Zumar: 65
  • QS. Az Zumar: 2-3
  • QS. An Nahl: 36
  • QS. Al A’raf: 59,65,73, 85

Aqidah Secara Terminologi

Abu Bakar Jabir al Jazairy.

Menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy, Aqidah merupakan suatu kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan fitrah.

Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu (Kuliah Aqidah Islam, Dr. Yunahar Ilyas, M.Ag., Lc.)

 

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa;

Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ salaf as-shalih.

Pemaparan Aqidah Tauhid

Masalah qadha’ dan qadar memunculkan banyak perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat.

Menurut mereka qadha’ dan qadar  termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macam penjabaran tauhid menurut ulama:

  • Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3)
  • mengesakan Allah dalam Ibadah, yakni dalam beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
  • Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1) Mengesakan Allah dalam segi perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah sang maha pencipta, menguasai dan mengatur seluruh alam semesta.
  • Al-Asma’ was-Sifat, (al-Ikhlas ayat 1-4, dan an-Nahl ayat 62) Mengesakan Allah dari segi asma dan sifatNya, artinya beriman bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, baik dzat, asma dan sifatnya.

 

Leave a Comment