Tiga Detik Dibumi

 

Bumi yang kita pijaki sudah lah tak muda lagi,peneliti memperkirakan usia bumi mencapai 4,54 miliar tahun. Usia bumi yang tua diperkokok berdasarkan perjalan yang menajubkan yaitu isra’ miraj’ nabi Muhammad SAW telah dijelaskan bahwa bumi yang kita tempati begitu renta. Hal ini dikisahkan dalam perjalan tersebut nabi Muhammad bertemu dengan sosok kakek yang tua renta. nabi Muhammad SAW bertanya kepada malaikat Jibril siapakah sosok tua renta itu maka Jibril menjawab dialah bumi.

Bumi yang menua juga sedikit-demi sedikit mengalami perubahan. Permasalahan sampah juga amat sulit diatasi. Penemuan plastic beberapa abad lalu merupakan penemuan besar sekaligus bencana bagi bumikita. Bagaimana tidak, sampah plastic amat sulit terurai hingga membutuhkan ratusan tahun untuk mengurai satu sampah. Berdasarkan World Economic Forum 2016 menyatakan bahwa terdapat lebih 150 juta ton plastic disamudra planet ini. Dimana tiap tahun 8 juta ton palsik akan mengalir kesamudra. Apabila kondisi ini tidak mendapatkan penangan yang signifikan diperkirakan pada tahun 2050 akan lebih banyak sampah plastic jika dibandingkan dengan jumlah ikan di lautan.

Selain permasalahan plastik kita juga mengalami pemanasan bumi (Global warming) , akibat pemanasan bumi diperkirakan pencarian glister juga lebih cepat. Hal ini karenakan adanya gas rumah kaca yang terus meningkat. Sealain itu pada tahun 2019 bumi kita juga dihadapkan dengan permasalah yang besar yaitu mewabahnya virus COVID-19. Adanya virus ini menyebabkan berbagai krisis Kesehatan dan ekonomi hampir diseluruh belahan bumi.

Manusia dibumi memiliki rata-rata kehidupan  40 tahun, jika dibandingakan usia bumi maka kita berada diatas bumi tak lebih dari 3 detik. Sungguh merupakan perbandingan yang amat jauh. Namun pernahkan kita mmerenumgi perjalanan yang sesingkat itu memberikan dampak yang besar bagi bumi yang kita tempati.

Allah telah memperingatkan kita untuk bertidak bijak berjalan daiats bumi sebagaimana yang tertuang dalam Qs. Ar Rum: 41 “ Telah tampak al fasad (kerusakan) di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbauatan mereka, agar Kembali (kejalan yang benar)”.

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan keberadaan kita di bumi memberikan dampak yang besar terhadap keberlangsungan dan kesaimbangan bumi. Oleh karena itu kita harus memberikan dampak yang positif, dimulai dari hal-hal kecil seperti memilah sampah, mengolah sampah menjadi barang yang lebih berguna serta menghemat energi. Seperti yang termuat dalam QS. Al-A’Raf ayat 56-58 “ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” 

Leave a Comment